Puskesmas Karang Asam, jaraknya kurang lebih lima menit jalan kaki dari rumah. Dulu biaya nya Rp 3.000 sudah termasuk obat, cukup murah dan sudah beberapa tahun ini ada program kesehatan gratis dari pemerintah daerah, kalau berobat ke Puskesmas tidak bayar alias GRATIS. Meskipun sering liat di TV banyak juga didaerah-daerah lain yang tidak berjalan, yang miskin nggak bisa berobat karena ngga bisa bayar, kalau didaerahku alhamdulillah Pak RT nya baik, orang-orang puskesmas dan rumah sakit baik, meskipun kadang-kadang ada yang galak, tapi tetap membantu administrasi sampai bener-bener gratis dan insya allah sampai sembuh.
Kalau ke Puskesmas ditempatku harus pagi-pagi, jam 7 pagi kalau bisa ambil nomor antrian duluan trus pulang lagi (syukurnya dekat), biasanya nomor antrian sudah ditaruh didepan pintu meskipun baru buka jam 8. Kenapa begitu karena ini adalah Puskesmas favorit jadi pasiennya buaanyaaak banggeet, pastinya panjang antriannya.
Hari ini aku pergi ke Puskesmas, dipaksa mama’ku karena sakit kepalaku nggak sembuh-sembuh. Ini adalah tempat favorit mama’ku, karena mama’ku selalu datang ke Puskesmas untuk sakit apapun juga. Mama’ku umurnya 61 tahun. Namanya orang tua, capek sebentar sakit, dan tentu saja karena organ2 tubuh yang sudah tua dan sel-sel tubuhnya sudah banyak yang mati, otomatis kesehatan tubuhnya berkurang (betul nggak teorinya???). Tapi mama’ku selalu bilang “aku mau sehat!!!” . Jadi kalau sakit sedikit saja, entah itu batuk, pilek, sakit pinggang, gatal-gatal, pusing kepala, sariawan, sakit gigi, dan masih banyak lagi, pasti pergi ke puskesmas, sampai-sampai penjaga loketnya hapal sama mama’ku karena pelanggan tetap, bisa-bisa dalam sebulan 4 – 5 kali pergi ke puskesmas. Pokoknya kalau obatnya habis, terus belum sembuh, pasti balik lagi. Yang aku suka mama’ku nggak pernah bosan dan lelah untuk ingin sembuh, katanya kalau sakit susah. Dari penyakit-penyakit yang menurutku “sepele” kalau aku yang mengalaminya, paling dibiarin sampai sembuh sendiri atau beli obat diwarung, kadang-kadang malas minum obat. Mama’ku sering marah kalau aku misalnya batuk nggak sembuh-sembuh, tapi malas minum obat, pasti langsung disuruh ke Puskesmas, katanya rugi kalau sakit tidak berobat, apalagi tempatnya dekat dan tidak bayar. Selalu ini jadi senjatanya untuk menyuruhku ke Puskesmas.
Sebenarnya ada alasan aku malas ke Puskesmas, karena paling malas minum obat, pahit, sering sangkut didalam mulut waktu diminum. Dulu aku sering bohong sama mama’ku, kalau ditanya “sudah diminum obatnya?” trus kujawab “sudah”, padahal obatnya ku buang hehe. Tapi sebenarnya ada kenangan masa kecil yang kurang menyenangkan dengan Puskesmas, disana ada seorang petugasnya, namanya Suster L***, wuih orangnya galak, waktu kecil kalau sakit biasanya disuntik dan dialah petugasnya, nah bagian inilah yang paling ditakuti terutama anak-anak termasuk aku, karena pada saat menyuntik ngga pake aba-aba, jadi kalau sedang menunggu giliran sudah deg-deg an duluan, pasti kalau ada anak kecil yang keluar dari ruangannya menangis, sebelumnya ada suara teriakan kesakitan, dan aku pun pernah mengalaminya. Huhuhu nggak enak, sakit banget, tidak berperasaan. Makanya sejak itu aku nggak mau disuruh ke Puskesmas, trauma. Kalau sekarang sudah tidak ada lagi yang disuntik dan dia sekarang dibagian obat, jadi lega. Tapi alhamdulillah juga nggak pernah sakit macam-macam, hanya sakit-sakit biasa, yang bisa sembuh dg beli obat diwarung, jadi nggak perlu ke Puskesmas.
Mestinya sih kita tidak boleh menyepelekan penyakit seringan apapun juga, kalau kita mau sembuh ya harus usaha, apalagi ada yang gratis. Kalau ngga mau minum obat ya jangan sakit (kalau yg ini untukku) dan kembali lagi ke diri sendiri untuk selalu berkata “tidak ingin sakit”, kan banyak ya cerita-cerita keajaiban kesembuhan penyakit tanpa obat, yang sembuh hanya dengan adanya keinginan yang teramat sangat kuat dari dalam diri untuk sembuh dan aku sangat percaya itu. So kawan-kawan jaga kesehatan ya, untuk kita dan semuanya.