Cita-cita favorit waktu sekolah
adalah menjadi dokter, polisi atau pilot, tapi jarang sekali terdengar untuk
menjadi guru. Karena mungkin profesi guru tidak keren. Padahal dari mereka lah
kita belajar.
Aku jadi ingat guru ku waktu kelas 1
SD, namanya Ibu Ningsih, waktu itu aku taksir umurnya sudah 60an, karena sudah
seperti seorang nenek tapi beliau selalu semangat untuk mengajar. Bayangkan
saja aku adalah anak ke tujuh dari delapan bersaudara, beliau mengajar mulai
dari kakak ku yang pertama kelas 1 SD sampai aku, perbedaan umurku dengan kakak
ku 14 tahun, jadi beliau mengajar tujuh bersaudara secara berturut-turut.
Sampai-sampai waktu aku didaftarkan di SD itu, Ibu Ningsih sampai nanya ke
mama’ku “hah, masih ada lagi yang masuk SD”, terus mama’ku bilang (sambil
senyum-senyum) “ini yang terakhir bu”. Padahal setelah delapan tahun, adikku
lahir. Tapi dia tidak mengenal ibu Ningsih.
Guru kelas 1 SD adalah guru terbaik
menurutku, karena beliau yang mengajar membaca dan berhitung, sebagai awal dari
pembelajaran ke proses selanjutnya. Ibu Ningsih itu cukup cerewet dan sedikit
galak mungkin lebih ke kata tegas, aku pernah dijewer karena nakal hehe.
Beliau cukup kenal dengan keluargaku,
habisnya kami bersaudara hampir semua kelas 1 SD Ibu Ningsih yang ngajar,
sampai di hari pernikahan kakakku yang pertama beliau datang.
Waktu SMA salah satu guru favoritku
Pak Wahyudi guru fisika. Beliau berperawakan tinggi, kurus dan serius. Waktu
kelas 1 beliau mengajar di kelasku, aku suka cara mengajar beliau, tapi dikelas
2 ganti dengan guru yang lain. Aku tahu beliau mengajar di kelas 3, jadi aku
berusaha sungguh-sungguh biar bisa masuk kelas IPA dikelas 3, jadi bisa ketemu
Pak Wahyudi lagi, dan aku berhasil.
Beliau itu kalau mengajar sungguh
jelas, meskipun aku tidak terlalu jago fisika tapi aku senang, aku selalu
berusaha menjawab soal-soal dengan baik, dan beliau sering berkeliling kelas
untuk memeriksa atau melihat-lihat hasil pekerjaan muridnya, disitulah aku
selalu berusaha cari perhatian untuk menjadi yang pertama menyelesaikan soal...hehe
Pak Wahyudi orang yang tidak banyak
basa-basi, ketika mengajar beliau akan membagi papan tulis menjadi tiga bagian dan
langsung menulis materi (rumus-rumus dan contoh soal) yang akan dijelaskan
sampai papan tulis penuh. Pada saat Pak Wahyudi menulis, sebagian teman-teman
mengobrol, bisik-bisik atau main-main, sedangkan aku langsung mencatat, murid yang baik karena
aku sudah hafal dengan sifat beliau, yaitu setelah menulis di papan tulis pasti
langsung menjelaskan, dan memberikan kesempatan untuk bertanya, diakhir penjelasan pasti bertanya “masih ada yang ditanyakan lagi?, tidak ada?, saya lanjutkan”.
Dan beliau pun tidak peduli apakah semua sudah menulis atau belum, langsung
menghapus papan tulis dan menulis materi baru. Nah kalau pada saat beliau
menjelaskan aku menulis, pasti nggak ngerti, jadi kalau beliau nulis aku juga
nulis, kalau beliau menjelaskan aku mendengarkan, biar paham. Dan teman-teman
sering ketinggalan, catatanku cukup sering dipinjam karena lengkap. Kadang-kadang
beliau bertanya tentang pelajaran sebelumnya, karena catatanku lengkap aku
biasanya langsung jawab, sampai-sampai temanku bilang catatanku ada daftar
isinya, hahaha ada-ada saja.
Pak Wahyudi juga seorang guru yang
objektif, beliau memberikan les bagi yang mau ikutan, sebenarnya aku mau ikut, tapi apa mau dikata
ortuku tidak mampu memenuhinya. Biasanya guru yang lain yang memberikan les
juga, kadang tidak adil, yang les pasti nilainya bagus karena diberi tahu
duluan soal dan jawabannya. Tapi kalau Pak Wahyudi tidak, baginya les hanyalah
memberikan penjelasan tambahan, kalau mau nilai bagus ya belajar. Itu terbukti,
temanku yang les fisika dengan beliau nilainya 5 diraport, sedangkan aku yang
tidak les bisa dapat tujuh, makanya aku senang dengan beliau. Guru yang adil.
Dan ternyata, usut punya usut, guru
SMP ku, guru matematika, yang salah satu guru favoritku juga, adalah istrinya
Pak Wahyudi, wah benar-benar klop, yang satu pinter matematika yang satu pinter
fisika, dan dua-duanya idolaku.
Satu lagi waktu kuliah dosen
favoritku namanya Pak Marthen Anshar, orangnya berperawakan gemuk, tidak
terlalu tinggi. Dosen yang disukai semua mahasiswa, terutama yang pernah
dikuliahi sama beliau. Sangat mudah menerima penjelasannya, dua jam dikelas
tidak pernah menjadi membosankan.
Semoga masih banyak guru-guru favorit
lain yang tersebar didunia ini, yang tidak hanya mengajar tapi juga mendidik,
guru-guru yang benar-benar cinta akan profesinya, sehingga tidak pernah bosan
memberikan pengetahuan dan teladan. Thanks for all my teacher, you are the
best. Selamat hari guru…:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar