Jumat, 25 November 2011

selamat hari guru


Cita-cita favorit waktu sekolah adalah menjadi dokter, polisi atau pilot, tapi jarang sekali terdengar untuk menjadi guru. Karena mungkin profesi guru tidak keren. Padahal dari mereka lah kita belajar.
Aku jadi ingat guru ku waktu kelas 1 SD, namanya Ibu Ningsih, waktu itu aku taksir umurnya sudah 60an, karena sudah seperti seorang nenek tapi beliau selalu semangat untuk mengajar. Bayangkan saja aku adalah anak ke tujuh dari delapan bersaudara, beliau mengajar mulai dari kakak ku yang pertama kelas 1 SD sampai aku, perbedaan umurku dengan kakak ku 14 tahun, jadi beliau mengajar tujuh bersaudara secara berturut-turut. Sampai-sampai waktu aku didaftarkan di SD itu, Ibu Ningsih sampai nanya ke mama’ku “hah, masih ada lagi yang masuk SD”, terus mama’ku bilang (sambil senyum-senyum) “ini yang terakhir bu”. Padahal setelah delapan tahun, adikku lahir. Tapi dia tidak mengenal ibu Ningsih.
Guru kelas 1 SD adalah guru terbaik menurutku, karena beliau yang mengajar membaca dan berhitung, sebagai awal dari pembelajaran ke proses selanjutnya. Ibu Ningsih itu cukup cerewet dan sedikit galak mungkin lebih ke kata tegas, aku pernah dijewer karena nakal hehe.

Beliau cukup kenal dengan keluargaku, habisnya kami bersaudara hampir semua kelas 1 SD Ibu Ningsih yang ngajar, sampai di hari pernikahan kakakku yang pertama beliau datang.

Waktu SMA salah satu guru favoritku Pak Wahyudi guru fisika. Beliau berperawakan tinggi, kurus dan serius. Waktu kelas 1 beliau mengajar di kelasku, aku suka cara mengajar beliau, tapi dikelas 2 ganti dengan guru yang lain. Aku tahu beliau mengajar di kelas 3, jadi aku berusaha sungguh-sungguh biar bisa masuk kelas IPA dikelas 3, jadi bisa ketemu Pak Wahyudi lagi, dan aku berhasil.
Beliau itu kalau mengajar sungguh jelas, meskipun aku tidak terlalu jago fisika tapi aku senang, aku selalu berusaha menjawab soal-soal dengan baik, dan beliau sering berkeliling kelas untuk memeriksa atau melihat-lihat hasil pekerjaan muridnya, disitulah aku selalu berusaha cari perhatian untuk menjadi yang pertama menyelesaikan soal...hehe

Pak Wahyudi orang yang tidak banyak basa-basi, ketika mengajar beliau akan membagi papan tulis menjadi tiga bagian dan langsung menulis materi (rumus-rumus dan contoh soal) yang akan dijelaskan sampai papan tulis penuh. Pada saat Pak Wahyudi menulis, sebagian teman-teman mengobrol, bisik-bisik atau main-main, sedangkan aku langsung mencatat, murid yang baik  karena aku sudah hafal dengan sifat beliau, yaitu setelah menulis di papan tulis pasti langsung menjelaskan, dan memberikan kesempatan untuk bertanya, diakhir penjelasan pasti bertanya “masih ada yang ditanyakan lagi?, tidak ada?, saya lanjutkan”. Dan beliau pun tidak peduli apakah semua sudah menulis atau belum, langsung menghapus papan tulis dan menulis materi baru. Nah kalau pada saat beliau menjelaskan aku menulis, pasti nggak ngerti, jadi kalau beliau nulis aku juga nulis, kalau beliau menjelaskan aku mendengarkan, biar paham. Dan teman-teman sering ketinggalan, catatanku cukup sering dipinjam karena lengkap. Kadang-kadang beliau bertanya tentang pelajaran sebelumnya, karena catatanku lengkap aku biasanya langsung jawab, sampai-sampai temanku bilang catatanku ada daftar isinya, hahaha ada-ada saja.
Pak Wahyudi juga seorang guru yang objektif, beliau memberikan les bagi yang mau ikutan,  sebenarnya aku mau ikut, tapi apa mau dikata ortuku tidak mampu memenuhinya. Biasanya guru yang lain yang memberikan les juga, kadang tidak adil, yang les pasti nilainya bagus karena diberi tahu duluan soal dan jawabannya. Tapi kalau Pak Wahyudi tidak, baginya les hanyalah memberikan penjelasan tambahan, kalau mau nilai bagus ya belajar. Itu terbukti, temanku yang les fisika dengan beliau nilainya 5 diraport, sedangkan aku yang tidak les bisa dapat tujuh, makanya aku senang dengan beliau. Guru yang adil.
Dan ternyata, usut punya usut, guru SMP ku, guru matematika, yang salah satu guru favoritku juga, adalah istrinya Pak Wahyudi, wah benar-benar klop, yang satu pinter matematika yang satu pinter fisika, dan dua-duanya idolaku. 

Satu lagi waktu kuliah dosen favoritku namanya Pak Marthen Anshar, orangnya berperawakan gemuk, tidak terlalu tinggi. Dosen yang disukai semua mahasiswa, terutama yang pernah dikuliahi sama beliau. Sangat mudah menerima penjelasannya, dua jam dikelas tidak pernah menjadi membosankan. 

Semoga masih banyak guru-guru favorit lain yang tersebar didunia ini, yang tidak hanya mengajar tapi juga mendidik, guru-guru yang benar-benar cinta akan profesinya, sehingga tidak pernah bosan memberikan pengetahuan dan teladan. Thanks for all my teacher, you are the best. Selamat hari guru…:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar